Dicky Candra

Diky Candra yang mempunyai nama asli Raden Diky Candranegara lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 12 Mei 1974 adalah seorang pria Indonesia yang berprofesi sebagai pelawak, MC, sutradara, penulis naskah dan aktor dalam dunia hiburan di tanah air. Dicky dengan ciri khas banyolan-banyolan nya yang lucu cukup dikenal publik sehingga tak heran masyarakat Kabupaten Garut pun memilihnya menjadi wakil bupati Garut untuk periode 2009-2013, berpasangan dengan HM Aceng Fikri.

Diky memulai kariernya di dunia hiburan dengan menjadi coverboy majalah Mode. Setelah gagal dalam mencoba peruntungan dengan merilis album berjudul "Boleh Nggak" Diky akhirnya lebih banyak berkecimpung di dunia sinetron. Pria beragama Islam ini pernah berakting dalam sinetron Srikhanti, Lorong Waktu (1 dan 2), Titip Rindu Buat Ayah, Bidadari Yang Terluka, Arjuna Mencari Cinta, Jaka Sembung serta Romi dan Yuli. Ia juga pernah hadir sebagai bintang tamu dalam beberapa acara lawak di televisi tanah air seperti Ketoprak Humor (RCTI), Ludruk Kirun (TPI), Gelatak-Gelitik Campur Sari (TVRI), sampai Komedi TopLes (RCTI).

Pada tahun 2008 Diky mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Garut mendampingi calon bupati Aceng Fikri sebagai wakil kelompok independen. Setelah melalu dua putaran pemilihan akhirnya Aceng-Diky terpilih menjadi Bupati-Wakil Bupati Garut untuk periode 2009-2014.


Namun di bulan September 2011 Diky mengejutkan publik garut dengan mengundurkan diri dari jabatan Wakil Bupati Garut periode 2009-2013, dengan alasan sudah tidak sejalan lagi dengan sang bupati HM Aceng Fikri, kendati ditolak DPRD Garut, Diky keukeuh dengan pendiriannya. Sehingga langkah itu menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat Kabupaten Garut, khususnya warga masyarakat yang memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati dari independent dalam Pemilukada.

Diky menikah dengan Rani Permata, (mantan pemain sinetron dan janda satu anak). Dari perkawinan ini mereka mempunyai tiga anak. Ia selalu mengedepankan keutamaan pendidikan agama kepada anggota keluarganya. Ia menambahkan penerapan itu menggunakan prinsip tanpa cara-cara pemaksaan dan mendorong kesadaran.

Terhadap pers ia relatif terbuka sehingga Diky relatif "aman" dari isu-isu miring di media. Ia mengakui, masa lalunya dilewatkan dengan pergi ke pesta-pesta dan minum minuman keras. Hal ini sekarang sudah dijauhinya