Anggota
Rizal (vokal)
Radha (gitar)
Mai (gitar)
Andit (drum)
Endra (bass)
Armada bukanlah band baru di blantika musik Indonesia. Di tahun 2008, band yang saat ini berpersonil Rizal (vocal), Andhit (drum), Radha (gitar), Endra (bass), dan Mai (gitar) sempat merilis album bertajuk ‘Balas Dendam’, bahkan sebelum itu mereka pun sempat mengagetkan dunia music Indonesia dengan lagu mereka “Kekasih Yang Tak Dianggap”. Yang berhasil menduduki banyak posisi teratas chart/tangga lagu radio-radio terkemuka di Indonesia . Kejayaan tersebut mereka dapatkan ketika mereka masih menggunakan nama KERTAS band.
Armada memang sebelumnya bernama Kertas. Kertas merupakan salah satu band yang bersinar di kota Palembang. Tak hanya di Palembang, Kertas juga cukup dikenal di beberapa wilayah di Sumatera, bahakan di seluruh penjuru tanah air. Lagu mereka yang berjudul Kekasih yang Tak Dianggap menjadi hits di seluruh pelosok tanah air dalam waktu yang lama. Personil band kertas adalah Rizal (vocal), Radha dan Argha pada gitar, drum dikuasai oleh Andhit dan Endra pada Bass.
Namun hasil kesuksesan ketas tidak pernah dirasakan oleh personilnya. Sebuah label musik, yang tidak dapat disebutkan namanya, memberikan janji-janji belaka kepada Kertas, dan lagu bagus pun terbuang percuma tanpa hasil apa pun. Pihak personil Kertas sudah sering mengajak berunding dengan pihak label, mereka (Kertas) ingin meminta penjelasan kemana uang yang seharusnya menjadi hak mereka. Lalu dari hasil show-show juga tidak pernah mendapatkan upah. Rencana promosi yang tidak jelas sampai dengan penggunaan lagu Kertas tanpa seijin dari penciptanya. Hal tersebut masih terjadi sampai tahun 2007.
Hingga akhirnya, personil ketas berhasil mengajak berunding pihak label. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, pihak label meminta ganti rugi sebesar 350 juta kepada Kertas. Karena merasa dirugikan, pihak Kertas tidak menanggapi soal ganti rugi yang dungkapkan oleh pihak label, tetapi hal itu malah membuat pihak label makin menggila dan membawa kasus ini ke ranah hokum.
Kemudian Kertas dituntut untuk membayar 1,3 miliar Rupiah. Hal tersebut membuat personil Armada ketakutan bukan main, karena mereka bukan berasal dari keluarga yang berada melainkan orang kecil yang selalu ditindas. Pada saat perkara it uterus bergulir, Ketas beranggapan “Jika harus menunggu perkara baru membuat album baru, maka mereka tidak bias hidup”. Setelah dipertimbangkan secara matang maka mereka memutuskan mengganti nama menjadi ARMADA dengan sedikit mengubah formasi karena salah satu personilnya mengundurkan diri dan tidak mampu menghadapi beban. Dengan mengubah nama berarti mereka seakan-akan memulai semuanya dari awal lagi. Karena aorang akan menganggap bahwa mereka adalah band baru, tetapi mereka udah siap dengan konsekuensi tersebut.
Dan mereka memutuskan untuk bertahan saja di Jakarta. Dengan dibantu oleh Universal Music Studio Indonesia untuk merilis album perdana Armada. Kertas resmi berganti nama menjadi Armada pada tanggal 27 Oktober 2007. Nama Armada ini diambil dengan alas an simple dan mudah diingat. Kata ARMADA didapat dari gabungan nama-nama personilnya. A untuk Andhit, R untuk Rizal, M untuk Mai, AD untuk ArDha, dan huruf terakhir A untuk endrA.
Sayangnya album perdana Armada yang bertajuk “Balas Dendam” tidak begitu meledak di pasaran, namun hal tersebut tidak mematahkan semangat personilnya. Tahun 2009 Armada merilis album baru yang berajuk “Hal Terbesar” di bawah naungan label E Motion Entertainment. Berbeda dengan album pertama yang penuh dengan nuansa kemarahan, sehingga terasa lebih nge-rock, di album kedua, mereka hadir lebih ngepop dengan mengandalkan harmonisasi sehingga terasa lebih matang. Hal ini terlihat pada lagu-lagu mereka dalam album ini, seperti : Buka Hatimu, Mau Dibawa Kemana, Pemilik Hati, Kau harus Terima dan lainnya. Ciri Melayu yang melekat pada vocal Rizal juga masih melekat di album kedua ini.
Rizal (vokal)
Radha (gitar)
Mai (gitar)
Andit (drum)
Endra (bass)
Armada bukanlah band baru di blantika musik Indonesia. Di tahun 2008, band yang saat ini berpersonil Rizal (vocal), Andhit (drum), Radha (gitar), Endra (bass), dan Mai (gitar) sempat merilis album bertajuk ‘Balas Dendam’, bahkan sebelum itu mereka pun sempat mengagetkan dunia music Indonesia dengan lagu mereka “Kekasih Yang Tak Dianggap”. Yang berhasil menduduki banyak posisi teratas chart/tangga lagu radio-radio terkemuka di Indonesia . Kejayaan tersebut mereka dapatkan ketika mereka masih menggunakan nama KERTAS band.
Armada memang sebelumnya bernama Kertas. Kertas merupakan salah satu band yang bersinar di kota Palembang. Tak hanya di Palembang, Kertas juga cukup dikenal di beberapa wilayah di Sumatera, bahakan di seluruh penjuru tanah air. Lagu mereka yang berjudul Kekasih yang Tak Dianggap menjadi hits di seluruh pelosok tanah air dalam waktu yang lama. Personil band kertas adalah Rizal (vocal), Radha dan Argha pada gitar, drum dikuasai oleh Andhit dan Endra pada Bass.
Namun hasil kesuksesan ketas tidak pernah dirasakan oleh personilnya. Sebuah label musik, yang tidak dapat disebutkan namanya, memberikan janji-janji belaka kepada Kertas, dan lagu bagus pun terbuang percuma tanpa hasil apa pun. Pihak personil Kertas sudah sering mengajak berunding dengan pihak label, mereka (Kertas) ingin meminta penjelasan kemana uang yang seharusnya menjadi hak mereka. Lalu dari hasil show-show juga tidak pernah mendapatkan upah. Rencana promosi yang tidak jelas sampai dengan penggunaan lagu Kertas tanpa seijin dari penciptanya. Hal tersebut masih terjadi sampai tahun 2007.
Hingga akhirnya, personil ketas berhasil mengajak berunding pihak label. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, pihak label meminta ganti rugi sebesar 350 juta kepada Kertas. Karena merasa dirugikan, pihak Kertas tidak menanggapi soal ganti rugi yang dungkapkan oleh pihak label, tetapi hal itu malah membuat pihak label makin menggila dan membawa kasus ini ke ranah hokum.
Kemudian Kertas dituntut untuk membayar 1,3 miliar Rupiah. Hal tersebut membuat personil Armada ketakutan bukan main, karena mereka bukan berasal dari keluarga yang berada melainkan orang kecil yang selalu ditindas. Pada saat perkara it uterus bergulir, Ketas beranggapan “Jika harus menunggu perkara baru membuat album baru, maka mereka tidak bias hidup”. Setelah dipertimbangkan secara matang maka mereka memutuskan mengganti nama menjadi ARMADA dengan sedikit mengubah formasi karena salah satu personilnya mengundurkan diri dan tidak mampu menghadapi beban. Dengan mengubah nama berarti mereka seakan-akan memulai semuanya dari awal lagi. Karena aorang akan menganggap bahwa mereka adalah band baru, tetapi mereka udah siap dengan konsekuensi tersebut.
Dan mereka memutuskan untuk bertahan saja di Jakarta. Dengan dibantu oleh Universal Music Studio Indonesia untuk merilis album perdana Armada. Kertas resmi berganti nama menjadi Armada pada tanggal 27 Oktober 2007. Nama Armada ini diambil dengan alas an simple dan mudah diingat. Kata ARMADA didapat dari gabungan nama-nama personilnya. A untuk Andhit, R untuk Rizal, M untuk Mai, AD untuk ArDha, dan huruf terakhir A untuk endrA.
Sayangnya album perdana Armada yang bertajuk “Balas Dendam” tidak begitu meledak di pasaran, namun hal tersebut tidak mematahkan semangat personilnya. Tahun 2009 Armada merilis album baru yang berajuk “Hal Terbesar” di bawah naungan label E Motion Entertainment. Berbeda dengan album pertama yang penuh dengan nuansa kemarahan, sehingga terasa lebih nge-rock, di album kedua, mereka hadir lebih ngepop dengan mengandalkan harmonisasi sehingga terasa lebih matang. Hal ini terlihat pada lagu-lagu mereka dalam album ini, seperti : Buka Hatimu, Mau Dibawa Kemana, Pemilik Hati, Kau harus Terima dan lainnya. Ciri Melayu yang melekat pada vocal Rizal juga masih melekat di album kedua ini.